PTM Terapkan e-Learning
Seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) di Indonesia diwajibkan mulai menerapkan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) atau e-learning baik di level mata kuliah, program studi (prodi), hingga perguruan tinggi.
Keputusan itu tertuang dalam salah satu butir Deklarasi Samarinda yang dibacakan Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang, Masyrukhi pada Penutupan Pelatihan dan Implementasi Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis “e-Learning” di Samarinda, Jumat, 26 April 2019. “Untuk itu, diharapkan Majelis Pendidikan Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah memfasilitasi terbentuknya konsorsium e-learning PTM dalam suatu platform bersama,” kata Masyrukhi.
Dalam pertemuan tersebut juga menetapkan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) sebagai Center of E-learning Development. Menurut Masyrukhidi era Revolusi Industri 4.0 perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh dan mendasar untuk meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan.
Untuk merealisasi keinginan bersama tersebut, Majelis Diktilitbang PPM perlu membuat kebijakan untuk penerapan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis “e-Learning” di seluruh PTM se-Indonesia. Lebih lanjut dikemukakan, setiap PTM perlu memiliki “supporting team” (unit pendukung, pengelola, pelayanan) untuk penerapan Pembelajaran Jarak Jauh berbasis e-Learning di institusi masing-masing.
Pimpinan PTM juga perlu memilki kebijakan untuk membangun infrastruktur Pembelajaran Jarak Jauh berbasise-Learning(software maupun hardware) yang memadai. “Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah perlu memfasilitasi PTM untuk menyelenggarakan pelatihan Pembelajaran Jarak Jauh berbasise-Learning, khususnya tentang pedagogi teknologi informasi dalam pembelajaran secara intensif dan masif,” ujar Masyrukhi.
Merespons Deklarasi tersebut, Wakil Ketua Majelis Diktikitbang PPM, Edy Suandi Hamid, yang juga menjadi pembicara dalam acara tersebut mengemukakan, deklarasi yang diikrarkan akan menjadi landasan dan spirit bagi setiap pimpinan PTM untuk mengembangkan dan mengimplementasikan PJJ berbasis TIK. Dengan 175 PTM, sangat potensial bagi PTM untuk membuat konsorsium untuk PJJ ini.
“Insya Allah PTM akan bergerak cepat mengembangkan PJJ di semua PTM,” tegasnya
Saat ini, kata Edy, sudah cukup banyak PTM yang melaksanakan PJJ dalam bentuk mata kuliah, yang sifatnya blended learning. “Artinya, sebagian tatap muka dan sebagian full PJJ,” tutup Edy usai menerima deklarasi tersebut.